MERAWAT KETAQWAAN SEUSAI BULAN RAMADHAN
KHOTBAH JUM’AT MERAWAT KETAQWAAN SEUSAI BULAN RAMADHAN
Oleh: EKO SUROYO
KHUTBAH PERTAMA:
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ … فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
Hadirin, jama’ah sholat jum’at yang Insya Allah senantiasa istiqomah merawat dan memelihara ketaqwaan kepada Allah Subhanahuwata’ala…..
Merawat ketaqwaan adalah kewajiban kita sebagai seorang mukmin yang memang Allah ciptakan semata-mata hanya untuk beribadah kepada Allah Azza Wajalla. Sejak kita bangun tidur hingga kita akan tidur lagi, kehidupan kita diwarnai dengan berbagai aktifitas ibadah, yang semuanya bertujuan semata-mata untuk membuktikan bahwa kita sebagai hamba Allah meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya Rabb yang wajib kita sembah dan hanya Allah tempat kita bermohon pertolongan dan perlindungan.
Tanpa terasa, sebulan yang lalu kita baru saja memasuki bulan suci Ramadhan, yaitu bulan yang sangat dinanti-nantikan oleh orang-orang beriman dalam upaya mengejar pahala yang sangat besar melalui amal ibadah yang dilakukannya setiap hari, yaitu berpuasa, sholat berjama’ah di masjid, bersedekah, tadarus Al Qur’an, qiyamul lail dan berbagai amal sholeh lainnya, yang semua itu ditujukan agar kita menjadi orang yang bertaqwa, sebagaimana Allah berfirman dalam Al Qur’an, Surat Al Baqoroh Ayat 183:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”.
Bagi orang-orang beriman, kepergian bulan Ramadhan adalah kesedihan panjang bagi dirinya, karena hanya di bulan Ramadhanlah segala amal ibadah dilipatgandakan begitu besar dibandingkan amalan bulan-bulan lainnya. Kesyahduan dan kedamaian hati dalam menjalankan ibadah di malam bulan ramadhan dan kekhusyuan saat itikaf di Masjid yang diiringi dengan qiyamul lain dan tadarus Al Qur’an tidak bisa dibandingkan dengan ibadah di malam-malam lainnya di luar bulan Ramadhan.
Ramadhan memang telah pergi meninggalkan kita semua, dan Ramadhan Insya Allah akan kembali menghampiri waktunya, yang tidak pasti berjumpa dengan Ramadhan adalah kita yang saat ini hadir di tempat ini, karena rahasia umur kita sepenuhnya menjadi hak mutlak Allah untuk menakdirkannya. Oleh karena ini mari kita berdo’a agar Allah memberikan kita umur yang panjang sehingga kita dapat kembali berjumpa dengan bulan Ramadhan di tahun yang akan datang agar kita bisa terus menerus memelihara dan merawat ketaqwaan kita kepada Allah hingga pada waktunya kita kembali kepada Allah dalam keadaan husnul khotimah….
Hadirin sidang sholat jum’at rahimakumullah…
Satu bulan lamanya umat Islam melaksanakan ibadah di bulan suci Ramadhan. Sejatinya ibadah Ramadhan, baik yang wajib maupun yang sunah dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dan meningkatkan hubungan baik dengan sesama manusia, namun kenyataannya, setelah Ramadhan berlalu banyak di antara kita kembali menjauh dari Allah SWT. Kebiasan sholat malam dan membaca Al Qur’an yang kita lakukan saat bulan Ramadhan seolah tidak pernah memberikan kesan bagi sebagian diri kita karena setelah Ramadhan berlalu kita disibukkan dengan urusan duniawi yang membuat kita sangat sibuk hingga terkadang kita lalai untuk meluangkan waktu mendekatkan diri kepada Allah Subhawanahuwata’ala.
Lalu, apa yang harus kita lakukan, agar kebaikan-kebaikan yang kita laksanakan di bulan Ramadhan tidak hilang begitu saja seiring berlalunya bulan suci tersebut? Sekurang-kurangnya ada 3 amalan yang bisa kita lakukan untuk merawat ketaqwaan kita usai kita melaksanakan ibadah Ramadhan, yaitu:
1. Memohon Keteguhan Iman kepada Allah SWT
Bulan suci Ramadhan adalah bulan peningkatan iman dan taqwa. Di bulan Ramadhan kita melaksanakan ibadah puasa, sholat tarawih, tadarrus Alquran, shodaqoh, dan ibadah lainnya yang dengan ibadah-ibadah itu meningkat keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Setelah bulan Ramadhan selesai, kita mohon kepada Allah, agar hati kita tetap kuat dan semangat untuk melaksanakan perintah-perintah Allah SWT sebagaimana kita semangat ketika melaksanakan perintah-perintah itu di bulan Ramadhan. Rasulullah SAW mengajarkan doa kepada kita:
عن أَنَسٍ رضى الله عنه قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يُكْثِرُ أَنْ يَقُولَ: يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ,فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ, آمَنَّا بِكَ, وَبِمَا جِئْتَ بِهِ, فَهَلْ تَخَافُ عَلَيْنَا؟ قَالَ: نَعَمْ, إِنَّ الْقُلُوبَ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ,يُقَلِّبُهَا كَيْفَ يَشَاءُ
Artinya : Dari Anas RA berkata, adalah Rasulullah SAW memperbanyak do’a, “Yaa muqallibal quluub, tsabbit qalbi ‘alaa diinik. Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku atas agamamu. Anas berkata: Wahai Rasullulh kami beriman kepadamu dan kepada apa yang datang padamu, apa yang kau khawatirkan? Beliau bersabda: Ya, sesungguhnya hati itu ada di antara dua jari dari jari-jari Allah, Allah membolak-balikkan kepada yang dikehendaki-Nya. (HR Tirmidzi).
Hati manusia bisa condong kepada kebaikan dan kepada keburukan karena di dalam diri manusia terdapat bisikan dari setan yang selalu mengajak kepada keburukan dan bisikan dari malaikat yang selalu mengajak kepada kebaikan. Sebagaimana sabda Nabi saw :
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ لِلشَّيْطَانِ لَمَّةً بِابْنِ آدَمَ وَلِلْمَلَكِ لَمَّةً فَأَمَّا لَمَّةُ الشَّيْطَانِ فَإِيعَادٌ بِالشَّرِّ وَتَكْذِيبٌ بِالْحَقِّ وَأَمَّا لَمَّةُ الْمَلَكِ فَإِيعَادٌ بِالْخَيْرِ وَتَصْدِيقٌ بِالْحَقِّ فَمَنْ وَجَدَ ذَلِكَ فَلْيَعْلَمْ أَنَّهُ مِنَ اللَّهِ فَلْيَحْمَدْ اللَّهَ وَمَنْ وَجَدَ اْلأُخْرَى فَلْيَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ ثُمَّ قَرَأَ الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمْ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ
Artinya : Dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya setan memiliki bisikan pada manusia, malaikat juga memiliki bisikan. Bisikan setan menjanjikan keburukan dan mendustakan kebenaran. Sedangkan bisikan malaikat menjanjikan kebaikan dan mempercayai kebenaran. Barangsiapa mendapatkan bisikan kebaikan dan kebenaran, maka ketahuilah bahwa itu dari Allah, kemudian hendaklah dia memuji Allah. Dan barangsiapa mendapatkan bisikan keburukan dan mendustakan kebenaran, maka hendaklah dia berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk”. Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca ayat: ( al-Baqarah/2: 268)
الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُم بِالْفَحْشَآءِ
Artinya : Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat keji. (HR. Tirmidzi).
Di dalam Alquran diceritakan bahwa orang-orang yang ilmunya mendalam (Arrasikhuna fil ilmi) senantiasa berdoa kepada Allah SWT, agar diberikan ketetapan hati dalam menjalankan agama dan tidak tergelincir dalam kesesatan.
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْوَهَّابُ
Artinya : "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)". (QS. Ali Imran ayat 8)
2. Istiqomah dalam Beribadah
Imam Nawawi menjelaskan makna istiqamah adalah luuzumu tha’atillah, yaitu tetap konsisten dan konsekuen dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah ta’ala. Karena itu, ketaatan kita kepada Allah seharusnya bukan hanya dilakukan pada bulan Ramadhan, namun kita tetap taat kepada Allah dan selalu meningkatkan amal shalih meskipun diluar bulan Ramadhan.
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Hijr ayat 99 :
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
Artinya : Sembahlah Tuhanmu sampai kematian datang menjemputmu.
Jangan pernah merasa bosan atau jenuh dalam beribadah, karena sesungguhnya rasa malas yang sewaktu-waktu melanda diri kita adalah sebuah perangkap yang melalaikan kita untuk senantiasa istiqomah meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Berusahalah terus untuk menghalau rasa malas dalam beribadah. Beribadahlah sesuai kemampuan kita yang penting rutin kita lakukan setiap hari sebagaimana Rasulullah saw bersabda :
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اكْلَفُوا مِنْ الْعَمَلِ مَا تُطِيقُونَ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوا وَإِنَّ أَحَبَّ الْعَمَلِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهُ وَإِنْ قَلَّ وَكَانَ إِذَا عَمِلَ عَمَلًا أَثْبَتَهُ
Artinya : Dari Aisyah radliallahu 'anha bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kerjakanlah suatu amalan itu sesuai dengan kemampuan kalian, karena Allah tidak akan bosan sehingga diri kalianlah yang bosan, sesungguhnya amalan yang paling di cintai Allah adalah yang di kerjakan secara terus menerus walaupun sedikit." apabila beliau mengerjakan suatu amalan, beliau akan mengerjakannya secara rutin." (HR Abu Daud).
Diriwayatkan oleh Abdullah bin Sarjis, bahwa jika ingin bermusafir Rasulullah berdoa:
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْحَوْرِ بَعْدَ الْكَوْرِ
Artinya: “Ya Allah, aku mohon perlindungan-Mu agar terhindar dari berbuat dosa (الحور) setelah berbuat ketaatan (الكور). Aku mohon perlindungan-Mu agar terhindar dari kemunduran setelah meraih kemajuan”. (Hadis riwayat Ibnu Majah & Tirmizi).
Seorang ulama Yahya bin Muadz berkata :“Barangsiapa meminta ampunan (kepada Allah) dengan ucapan lisannya, sementara hatinya merasa terikat dengan perbuatan maksiat, dan bahkan ia berkeinginan kuat untuk mengulangi lagi perbuatan maksiatnya, maka puasanya ditolak Allah, dan pintu diterimanya amal tertutup baginya.”
3. Puasa 6 hari di bulan Syawal
Puasa Syawal untuk menjaga agar amal ibadah kita tetap kontinyu meski di luar bulan Ramadhan. Pada saat berhari raya orang bergembira merayakannya, makan dengan makanan yang beraneka macam dan berpakaian dengan pakaian yang bagus. Supaya tidak terlena dengan kegembiraan dihari raya itu Rasulullah SAW mengingatkan untuk melaksanakan puasa Syawal yang pahalanya seperti melaksanakan puasa satu tahun, sebagaimana sabda nabi SAW yang artinya : “Dari Abu Ayyub RA, bahwa Rasulullah saw bersabda: barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan lalu diiringi dengan puasa enam hari pada bulan Syawwal, maka dia seperti puasa satu tahun.”
Para ulama menjelaskan mengenai hadist di atas bahwa puasa Ramadhan selama 30 hari ditambah puasa Syawal enam hari berjumlah 36 hari. Setiap satu hari puasa dibalas dengan 10 pahala kebaikan, sehingga puasa 30 hari Ramadhan ditambah puasa enam hari Syawal setara dengan 360 hari atau satu tahun. Oleh karena itu, mumpung masih bulan Syawal, mari kita manfaatkan kesempatan ini untuk menggenapkan puasa kita agar setara pahala kebaikannya dengan berpuasa selama 1 tahun. Bagi yang masih memiliki hutang puasa ramadhan karena uzur syar’i seperti sakit atau melakukan safar (perjalanan jauh), maka segeralah ditunaikan kewajiban puasa ramadhan tersebut diiringi dengan melanjutkan puasa sunnah pada bulan syawal ini.
Semoga Allah menerima seluruh ibadah Ramadhan kita dan ibadah-ibadah lainnya di luar Ramadhan agar kita semua termasuk golongan hamba-hamba Allah yang mendapatkan predikat taqwa usai kita menjalankan masa penggemblengan keimanan di kawah candradimuka Ramadhan.
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا أَسْتَغْفِرُ الله لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ اْلغَفُوْرُ الرّحِيْمُ
KHUTBAH KEDUA:
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.
Jama’ah sholat jum’at rohimakumullah…..
Di khotbah yang kedua ini, Khotib berwasiat kepada jama’ah dan diri khotib sendiri, mari kita niatkan bersama untuk terus berusaha meningkatkan ketaqwaan kita dengan bekal pengalaman ibadah ramadhan. Meskipun Ramadhan telah berlalu, mari kita niatkan hati kita untuk tetap istiqomah mengisi hari-hari kita ini dengan kegiatan sholat 5 waktu secara berjamaah, tadarus Al Qur’an, bersedekah dan mengerjakan amalan-amalan sholih lainnya yang sesuai dengan tuntunan sunnah. Ajak keluarga kita, terutama anak-anak kita yang saat ramadhan lalu ramai mengikuti kegiatan sholat berjama’ah di masjid ini, mari teruskan kebiasaan baik tersebut kepada anak-anak kita agar mereka menjadi terbiasa melaksanakan sholat berjama’ah di masjid, yang pada akhirnya kelak mereka akan menjadi anak-anak yang sholeh yang hatinya senantiasa terpaut kepada masjid.
Hal penting yang juga harus kita fikirkan bersama, bahwa saat ini Masjid Arraudhoh yang kita gunakan untuk sholat 5 waktu dan aktifitas ibadah lainnya masih membutuhkan dukungan biaya dari kita agar masjid ini bisa lebih memberikan kenyamanan kepada para jama’ah saat beribadah. Mari kita jadikan infaq dan wakaf kita kepada masjid ini sebagai saksi di hadapan Allah agar saat kita berhadapan di Mahkamah Allah, Allah menjadikan amal kita di masjid ini sebagai pemberat timbangan kebaikan yang akan melancarkan perjalanan kita menuju surga yang Allah janjikan kepada hamba-hambaNya yang bertaqwa. Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ بَنَى مَسْجِدًا لِلَّهِ كَمَفْحَصِ قَطَاةٍ أَوْ أَصْغَرَ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ
“Siapa yang membangun masjid karena Allah walaupun hanya selubang tempat burung bertelur atau lebih kecil, maka Allah bangunkan baginya (rumah) seperti itu pula di surga.” (HR. Ibnu Majah no. 738. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).
Mari kita berdo’a dan meminta agar Allah memberikan kita kebaikan di dunia dan akhirat dengan lembutkan hati ini untuk ringan mengalirkan sebagian harta yang diamanahkan kepada kita agar bisa membantu penyelesaian pembangunan Masjid Arraudhoh ini, sehingga kita bisa lebih memakmurkan masjid ini dengan berbagai aktifitas ibadah dan aktifitas-aktifas sosial lainnya yang memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kemaslahatan umat.
Do’a khutbah jum’at:
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللّهُمّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنًاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنّكَ سَمِيْعٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ رَبّنَا لاَتًؤَخِذْنَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلىَ الّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تُحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَنَا فَانْصُرْنَا عَلىَ الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ. رَبّنَا آتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ عباد الله: إِنَّ اللَّـهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ فَاذْكُرُوا الله العَظِيْمَ يَذْكُرْكُم، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُم، ولذِكرُ الله أكبَر.