Kematian Seorang Mukmin Ditangisi Langit dan Bumi

Khutbah Jumat Tentang Kematian Seorang Mukmin Ditangisi Langit dan Bumi ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor, pada Jum’at, 29 Dzul Hijjah 1440 H / 30 Agustus 2019 M.

KHUTBAH PERTAMA:

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ … فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.

Jama’ah sholat jum’at yang Insya Allah senantiasa dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala...

Pertama-tama marilah kita senantiasa memanjatkan rasa syukur kita kepada Allah Azza Wajalla, karena sebagai umat islam kita mengetahui bahwa hanya agama Islamlah satu-satunya agama yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana Allah berfirman dalam Al Qur’an Surat Al Imran Ayat 19:

إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ

“Sesungguhnya agama yang paling mulia di sisi Allah adalah adalah agama Islam”

Berbahagialah kita yang sebagian besar yang hadir di masjid ini dilahirkan oleh orang tua yang beragama Islam, karena ada pula saudara-saudara kita yang saat ini beragama Islam terlahir dari orang tua yang bukan beragama Islam, namun karena hidayah dari Allah, maka pada akhirnya mereka memeluk agama Islam dengan penuh kesadaran karena mengetahui betapa Islam adalah sebuah ajaran agama yang sangat kompleks memberikan bimbingan kepada umatnya dalam urusan muamalah maupun urusan ibadah. Oleh karena itu marilah dalam kesempatan khotbah jum’at kali ini, khotib selain berwasiat untuk diri khotib sendiri, khotib juga berwasiat kepada jama’ah sholat jum’at untuk mari bersama-sama kita meningkatkan keimanan kita dengan senantiasa berusaha semaksimal mungkin melaksanakan ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dengan mendekatkan diri selalu kepada Allah, maka Insya Allah kita akan termasuk ke dalam golongan orang-orang yang beriman. Sebagaiman telah sering kita dengar dalam beberapa ceramah pada kajian agama Islam, sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala memuliakan orang yang beriman dengan semulia-mulianya. Dimana Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan orang-orang yang beriman adalah orang-orang yang memberikan manfaat untuk dunia dan akhiratnya. Bahkan orang-orang yang beriman itu apabila ia meninggal dunia ditangisi oleh bumi dan langit sebagai kemuliaan mereka disisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Berbeda halnya terhadap orang-orang kafir, selain Allah tidak memuliakan mereka, langit dan bumipun tidak merasa kehilangan ketika mereka meninggal dunia. Allah Ta’ala berfirman:

فَمَا بَكَتْ عَلَيْهِمُ السَّمَاءُ وَالْأَرْضُ

“Tidaklah langit dan bumi menangisi mereka (Fir’aun dan bala tentaranya)”

Ada seorang laki-laki datang kepada Abdullah bin Abbas Radhiyallahu‘Anhuma. Lalu ia berkata, “Wahai Ibnu Abbas, apakah langit dan bumi bisa menangisi seseorang?” Kata Ibnu Abbas, “Iya”. Seorang mukmin apabila ia meninggal dunia maka Allah telah menyediakan untuk setiap mukmin dan setiap manusia pintu di langit yang dari pintu itu turun rezekinya dan dari pintu itu pula naik amalan shalihnya. Ketika si mukmin itu meninggal dunia, maka langit pun menangis karena telah tertutup satu pintu kebaikan. Demikian pula bumi itu kehilangan tempat dimana si mukmin itu senantiasa beribadah kepada Allah di dunia. Sehingga bumi pun menangisi seorang mukmin yang meninggal dunia.

Adapun orang-orang kafir, Fir’aun dan bala tentaranya kata Ibnu Abbas, mereka tidak memiliki kebaikan apapun di dunia. Sehingga kematian mereka tidak ditangisi oleh langit, tidak pula oleh ditangisi oleh bumi.

Jama’ah sholat jum’at yang semoga Allah mengampuni seluruh dosa kita…..

Bagi orang mukmin, keimanan memberikan manfaat untuk dunia, demikian pula memberikan manfaat untuk langit. Keimanan itu hakikatnya adalah memperbaiki apa yang ada pada manusia berupa ketakwaan, berupa amal, berupa ucapan, demikian pula amalan-amalan shalih. Sementara amalan-amalan shalih itu akan naik kepada Allah. Demikian pula ucapan-ucapan yang baik pun akan naik kepada Allah. Allah Ta’ala berfirman:

إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ يَرْفَعُهُ

“Kepada Allah lah ucapan-ucapan yang baik itu akan naik dan Allah pun mengangkat amalan shalih.” (QS. Fatir[35]: 10)

Orang-orang yang beriman senantiasa berusaha untuk beramal kebaikan dalam hidupnya. Oleh karena itulah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengumpamakan orang-orang yang beriman itu bagaikan lebah. Dalam hadits yang dikeluarkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِنَّ مَثَلَ الْمُؤْمِنِ ‏ ‏لَكَمَثَلِ النَّحْلَةِ أَكَلَتْ طَيِّبًا وَوَضَعَتْ طَيِّبًا

“Sesungguhnya perumpamaan mukmin itu bagaikan lebah yang selalu memakan makanan yang baik dan mengeluarkan yang baik” (HR. Ahmad)

Lebah senantiasa mengambil sari-sari bunga yang bermanfaat untuk tubuhnya. Lalu ia mengeluarkan madu dari tubuhnya yang bermanfaat untuk kehidupan manusia. Demikian pula seorang mukmin, ia memakan rezeki yang halal, yang thayyib, yang baik, yang dihalalkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan tidak keluar dari seorang mukmin berupa ucapan dan perbuatan kecuali kebaikan.

Lihatlah perilaku lebah itu….Apabila ia hinggap di ranting manapun ia tidak pernah berbuat kerusakan. Demikian pula kehidupan seorang mukmin, dimanapun ia berada ia tidak akan pernah berbuat kerusakan. Ia senantiasa berbuat kebaikan kepada siapapun dan senantiasa berusaha menebar kebaikan. Maka itulah kehidupan seorang mukmin. Bagaimana seorang mukmin tidak akan ditangisi jasadnya ketika ia meninggal dunia? Bagaimana tidak akan ditangisi oleh bumi sementara bumi sangat memerlukan kebaikan-kebaikannya, sedangkan orang-orang kafir dan munafik, karena kemaksiatannya malah merusak daratan dan lautan. Allah Ta’ala berfirman:

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ

“Telah tampak kerusakan di darat dan di lautan, diakibatkan oleh perbuatan-perbuatan manusia.” (QS. Ar-Rum[30]: 14)

Maksud ayat ini menurut para ulama adalah akibat oleh dosa-dosa mereka, yaitu dosa merusak bumi ini, mengakibatkan Allah mencabut keberkahan bumi ini. Ibnul Qayyim Rahimahullah berkata bahwa senantiasa dosa itu mencabut kenikmatan sedikit demi sedikit sampai Allah cabut kenikmatan itu sama sekali. Berapa banyak kaum yang diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kenikmatan-kenikmatan, lalu akibat dosa-dosa mereka Allah cabut kenikmatan tersebut.

Kita masih ingat kisah Saba’ di dalam Al-Qur’an, bagaimana Allah mengisahkan kaum Saba’ yang diberikan oleh Allah kenikmatan yang luar biasa. Buah-buahan, air, tanaman dan yang lainnya. Tapi karena mereka tidak mau mengikuti perintah Allah dan RasulNya, akhirnya Allah gantikan kebunnya dengan sesuatu yang pahit, sesuatu yang tidak ada manfaatnya lagi. Allah cabut kenikmatan itu akibat dosa-dosa mereka.

Maka ummatal Islam, dunia tidak akan pernah kiamat selama masih ada seorang muslim, selama masih ada orang yang beriman, yang beribadah kepada Allah, yang menyembah Allah di muka bumi ini. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:

لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى لَا يُقَالَ فِي الْأَرْضِ اللَّهُ

“Tidak akan tegak hari kiamat sampai tidak ada lagi di muka bumi orang yang mengingat Allah.” (HR. Muslim)

Disaat tidak ada lagi di muka bumi ini orangnya yang mengucapkan Laa Ilaha Illallah, di saat itulah kiamat akan tegak. Makanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

تَقُومُ السَّاعَةُ إِلَّا عَلَى شِرَارِ الْخَلْقِ

“Tegaknya hari kiamat itu atas seburuk-buruknya makhluk (yang tidak beriman kepada Allah dan kehidupan akhirat)” (HR. Muslim)

Ciri utama kemuliaan seorang mukmin yang bisa kita lihat sehari-hari adalah bahwa Ia akan senantiasa berusaha hanya menyembah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mengikuti Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dalam beribadah, ia senantiasa memegang teguh tuntutan Al Qur’an dan Assunah dengan sekuat-kuatnya. Ibadahnya tidak bercampur dengan amalan-amalan yang tidak pernah dicontohkan atau dilakukan oleh Nabi SAW, para sahabat, para tabi’in dan para tabi’ut tabi’in maupun oleh para ulama salaf yang kokoh berpegang teguh pada Al Qur’an dan Sunnah.

Maka berbahagialah wahai umat Islam. Orang-orang yang diberikan nikmat iman dan keteguhan dalam menjalani ibadah sehari-hari. Pertahankan iman kita dengan cara kita terus taqarrub kepada Allah. Jangan sia-siakan nikmat iman ini, jangan sia-siakan nikmat Islam ini dengan cara kita memaksiati Allah Subhanahu wa Ta’ala, hindari kesyirikan sekecil apapun, tingkatkan ilmu agama kita dengan mengikuti kajian-kajian Islam dengan menjaga kemurnian agama Islam itu sendiri. Berapa banyak orang-orang yang Allah cabut nikmat imannya, sehingga ia murtad dari agama Islam karena ia tidak mensyukuri nikmat tersebut. Berapa banyak orang-orang yang nikmat hidayah telah Allah cabut kembali karena ternyata hatinya tidak cocok untuk mendapatkan hidayah tersebut.

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا أَسْتَغْفِرُ الله لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ اْلغَفُوْرُ الرّحِيْمُ

KHUTBAH KEDUA:

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.

Jama’ah sholat jum’at rohimakumullah…..

Diantara kemuliaan seorang mukmin yang Allah janjikan kepada mukmin yaitu Allah jadikan surga untuk mereka di akhirat. Allah tidak menjadikan surga untuk orang-orang yang beriman itu di dunia. Karena dunia itu sesuatu yang fana, kesenangannya pasti dihiasi dengan kesedihan, kesenangannya pasti akan didahului oleh kelelahan, bahkan setelah menikmati berbagai kesenangan dunia akan diakhiri dengan kesedihan dan penyesalan yang memilukan. Di dunia ini tidak ada kesenangan yang sempurna karena semua yang ada di dunia ini bersifat fana atau tidak abadi, maka Allah tidak ingin menjadikan surga untuk orang yang beriman di dunia ini. Sementara untuk orang kafir, surganya hanya ada di dunia. sebagaimana Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan dalam riwayat Tirmidzi bahwasannya dunia ini:

الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ وَجَنَّةُ الْكَافِرِ

“Dunia ini penjara untuk orang yang beriman dan surga untuk orang-orang yang kafir.” (HR. Muslim)

Karena orang yang kafir itu hobbynya adalah bersenang-senang dan memuaskan syahwatnya bagaikan hewan dan binatang ternak. Tidak peduli dengan batasan-batasan Allah. Mereka menganggap dunia segala-galanya karena mereka tidak meyakini akan adanya hari kebangkitan. Sedangkan orang yang beriman diberikan ujian, ujian, dan ujian, untuk mengangkat derajatnya disisi Allah, dan menggugurkan dosa-dosanya. Allah berikan ujian agar hati orang mukmin itu tidak tenang dengan dunia, agar hati orang mukmin itu sadar bahwa dunia bukan tempat yang abadi. Dunia adalah tempat yang sementara, dunia sesungguhnya bukanlah tempat tinggal tetapi tempat untuk meninggal.

Seorang mukmin sadar bahwa Allah tidak ingin menjadikan surga orang yang beriman itu di dunia. Allah ingin menjadikan surga orang-orang yang beriman itu adalah di akhirat yang kekal dan abadi. Di sanalah kebahagiaan yang hakiki, di sanalah kesenangan yang hakiki, di sanalah kita akan beristirahat selama-lamanya jika memang Allah memasukkan kita ke dalam surga.

Makanya para Sahabat Nabi senantiasa bersungguh-sungguh dalam beribadah kepada Allah. Di antara Sahabat ada yang lelah dalam ibadah, ketika ditanya sampai kapan engkau lelah untuk beribadah kepada Allah, kapan engkau akan beristirahat? Sahabat ini berkata, “Biarlah aku istirahat nanti di surga saja, adapun di dunia ini bukan tempat untuk bersenang-senang, dan bukan untuk tempat berfoya-foya.”

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa menjaga keimanan kita dan senantiasa melindungi diri kita dari segala kemaksiatan yang akan menghalangi kita untuk kembali ke kampung halaman surga yang Allah janjikan atas keteguhan hati orang-orang yang beriman.

Mari kita berdo’a dan bermunajat kepada Allah, semoga Allah menutup semua pintu-pintu kemaksiatan bagi kita dan membuka seluas-luasnya pintu kebaikan bagi kita dan keluarga, agar kita termasuk golongan orang-orang yang dimuliakan oleh Allah dan akan ditangisi kepergian kita oleh langit dan bumi sebagai tanda kemuliaan orang-orang mukmin.

Do’a khutbah jum’at:

اللهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللّهُمّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنًاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنّكَ سَمِيْعٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ رَبّنَا لاَتًؤَخِذْنَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلىَ الّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تُحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَنَا فَانْصُرْنَا عَلىَ الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ. رَبّنَا آتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ عباد الله: إِنَّ اللَّـهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ فَاذْكُرُوا الله العَظِيْمَ يَذْكُرْكُم، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُم، ولذِكرُ الله أكبَر.

Bagikan